Jakarta, 17 Juni 2021—, menurut laporan terbaru Prospek Ekonomi Indonesia dari Bank Dunia (“Mempercepat Pemulihan”) yang dirilis hari ini.
Laporan tersebut menyoroti bahwa meskipun pertumbuhan konsumsi dan investasi melambat selama kuartal pertama tahun 2021, sentimen konsumen dan penjualan ritel mulai membaik pada kuartal kedua menunjukkan momentum pertumbuhan yang lebih kuat. Namun, ketidakpastian terkait pandemi tetap tinggi karena risiko penularan virus yang lebih tinggi.
“Mempercepat distribusi vaksin, memastikan testing yang memadai maupun diambilnya tindakan terkait kesehatan masyarakat lainnya, serta mempertahankan dukungan moneter dan fiskal yang kuat dalam waktu dekat dirasa sangat penting untuk mendorong pemulihan Indonesia,” kata Satu Kahkonen, Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste. “Secara paralel, reformasi untuk memperkuat iklim investasi, memperdalam pasar keuangan, dan meningkatkan ruang fiskal untuk keberlanjutan dan pertumbuhan jangka panjang akan menjadi penting untuk lebih lanjut membangun kepercayaan konsumen dan investor.”
Laporan tersebut merekomendasikan agar pemerintah mengembangkan strategi fiskal jangka menengah dengan urutan yang baik, termasuk rencana yang jelas untuk meningkatkan pendapatan pajak dan ruang fiskal untuk belanja prioritas. Di samping itu, dibahas juga tentang pentingnya menjaga kebijakan moneter yang akomodatif dan mendorong kredit swasta untuk mendukung sektor riil sambil memantau kerentanan eksternal dan keuangan.
Laporan juga menyoroti peran penting bantuan sosial yang memadai dalam upaya mengurangi risiko terkait kemiskinan yang meningkat. Terungkap bahwa dengan dipertahankannya paket bantuan sosial seperti pada tahun 2020 pada 2021 berpotensi menjaga 4,7 juta orang Indonesia tetap berada di luar kemiskinan.
Edisi laporan kali ini juga melihat kemungkinan bagi Indonesia untuk meningkatkan berbagai pekerjaan dengan produktivitas yang lebih tinggi dan partisipasi perempuan dalam perekonomian.
“Indonesia telah mengurangi tingkat kemiskinan melalui penciptaan lapangan kerja dan peningkatan upah tenaga kerja selama satu dekade terakhir. Tahap selanjutnya adalah menciptakan lapangan kerja kelas menengah yang lebih produktif, memperoleh upah yang lebih tinggi, dan memberikan manfaat sosial,” kata Habib Rab, Ekonom Utama Bank Dunia untuk Indonesia. “Sementara krisis berisiko memperberat tantangan ketenagakerjaan Indonesia, krisis ini juga menjadi peluang untuk mengatasi hambatan daya saing dan inklusi untuk menciptakan lapangan kerja kelas menengah dan memperkuat partisipasi perempuan dalam perekonomian.”
Laporan ini merekomendasikan strategi reformasi empat langkah untuk mengatasi tantangan terkait pekerjaan:
- Mengurangi risiko kehilangan pekerjaan dengan mempertahankan program retensi pekerjaan, bantuan sosial, pelatihan, dan program pelatihan ulang yang memadai hingga pemulihan ekonomi berjalan dengan lebih kuat.
- Meningkatkan produktivitas dan pekerjaan kelas menengah dengan mendukung penguatan daya saing, investasi, dan perdagangan.
- Melengkapi tenaga kerja Indonesia untuk memiliki pekerjaan kelas menengah dengan berinvestasi dalam sistem pembelajaran dan pelatihan serta berbagai program untuk meningkatkan keterampilan pekerja.
- Mendorong lebih banyak perempuan ambil bagian dalam angkatan kerja dan mengurangi kesenjangan pendapatan antara laki-laki dan perempuan dengan berinvestasi pada perawatan anak dan lansia serta mendukung pengembangan sektor swasta dalam ekonomi yang berbasis pada perawatan (care economy).
Laporan Prospek Ekonomi Indonesia didukung oleh Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia.