Ketika gempa bumi berkekuatan 5,6 SR melanda Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, pada November 2022, lebih dari 13.000 siswa di madrasah swasta terpaksa kehilangan tempat belajar karena bangunan sekolah mereka mengalami kerusakan parah.
Bank Dunia bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia mendukung upaya pemulihan situasi pembelajaran dengan cepat. Melalui Proyek Realizing Education’s Promise Bank Dunia, Kementerian Agama (Kemenag) telah merehabilitasi 64 madrasah di Cianjur dan membantu siswa yang terdampak kembali ke ruang kelas.
"Hanya dalam beberapa hari setelah kami mengirimkan foto-foto bangunan sekolah yang rusak, kami menerima tanggapan dari Kemenag Cianjur," ujar Afi Suprapti, kepala sekolah madrasah RA. Khoirunnisa. "Kami juga dihubungkan dengan tim proyek Kemenag untuk mendapatkan bantuan dana merehabilitasi sekolah. Saya sangat bersyukur ketika mengetahui berita ini."
Hanya dalam beberapa hari setelah kami mengirimkan foto-foto bangunan sekolah yang rusak, kami menerima tanggapan dari Kemenag Cianjur untuk mendapatkan bantuan dana merehabilitasi sekolah. Saya sangat bersyukur ketika mengetahui berita ini.
Afi Suprapti
Kepala sekolah madrasah RA. Khoirunnisa.
Membangun berdasarkan pengalaman
Indonesia merupakan salah satu negara dengan risiko bencana alam tertinggi, termasuk gempa bumi, letusan gunung berapi, dan tanah longsor. Bencana alam ini dapat merusak infrastruktur pendidikan dan mengganggu proses pembelajaran.
"Setelah gempa, sekolah diliburkan. Siswa diberi tugas online melalui ponsel, atau kadang-kadang mereka belajar melalui Zoom," kata Rahmawati, ibu dari siswa TK Madrasah RA. Khoirunnisa. “Bagi saya, hal ini tidak kondusif karena anak saya menjadi kurang mandiri dan kurang bersosialisasi dengan teman-temannya.”
Dalam membangun kembali dan merehabilitasi bangunan agar lebih tahan gempa, Bank Dunia memanfaatkan pengalaman yang didapat sebelumnya di Indonesia. Proyek di Cianjur telah menggunakan pedoman yang dikembangkan selama rekonstruksi pasca bencana gempa bumi dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah tahun 2018.
Proyek Rehabilitasi dan Rekonstruksi di Sulawesi Tengah telah berhasil membangun lebih baik fasilitas umum dan perumahan, salah satunya dengan meningkatkan perlindungan dari gempa dan keamanan struktur bangunan di wilayahnya.
"Kami membangun ulang Madrasah di Cianjur dengan menggunakan pengalaman yang kami dapatkan sebelumnya," kata Shinsaku Nomura, Ekonom Senior di Education Global Practice Bank Dunia Indonesia. “Oleh karenanya, kami dapat bertindak sangat cepat. Kami merasa yakin dalam menggunakan pedoman dari Sulawesi Tengah dalam merehabilitasi dan merekonstruksi Madrasah di Cianjur."
Menurut pihak sekolah termasuk guru, kondisi bangunan sekolah kini lebih baik karena lebih tahan terhadap bencana alam, sehingga siswa dapat belajar lebih aman dibandingkan sebelum gempa 2022.
"Baru-baru ini kami mengalami gempa lagi. Guncangannya cukup kuat, sekitar 4,1 SR," ujar Hari Suherman, kepala sekolah Madrasah Sirojul Awam. "Alhamdulillah, tidak ada kerusakan apapun pada bangunan setelah kejadian itu. Artinya, sekolah ini sudah lebih tahan terhadap gempa."
Rehabilitasi madrasah di Cianjur menggunakan panduan tahan gempa dari proyek di Sulawesi Tengah pada tahun 2018. Foto: MoRA Indonesia
Baru-baru ini kami mengalami gempa lagi. Guncangannya cukup kuat, sekitar 4,1 SR. Alhamdulillah, tidak ada kerusakan apapun pada bangunan setelah kejadian itu. Artinya, sekolah ini sudah lebih tahan terhadap gempa.
Hari Suherman
Kepala sekolah Madrasah Sirojul Awam
Respons cepat, skala besar
Salah satu komponen kunci dari proyek ini adalah pemberian dana hibah kepada madrasah-madrasah swasta yang diawasi oleh Kementerian Agama. Bank Dunia menyiapkan dana tersebut untuk membantu 1.700 ruang kelas di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk bangunan yang rusak akibat bencana alam, terbengkalai, atau sepenuhnya ditinggalkan.
"Kami siap untuk mendukungan lebih banyak madrasah yang memerlukan rehabilitasi besar untuk bangunannya," ujar Nomura. "Dengan adanya sistem, pedoman, dan berbagai contoh kasus, hal tersebut sangat penting"
Secara umum, proyek Realizing Education's Promise oleh Bank Dunia dapat mendukung upaya Pemerintah meningkatkan kualitas hasil pendidikan bagi siswa dasar dan menengah di madrasah.
Dukungan proyek ini antara lain mencakup implementasi sistem penganggaran elektronik dan pemberian hibah ke berbagai madrasah; pengembangan dan pengenalan penilaian nasional untuk siswa kelas empat; pengembangan profesionalisme bagi guru dan pengelola sekolah; serta meningkatkan ketersediaan dan kualitas data pendidikan.
Sejauh ini, program ini telah melatih lebih dari 153.000 guru dan tenaga kependidikan. Pada akhir tahun 2024, diharapkan sekitar 11,6 juta siswa dapat memperoleh manfaat dari upaya-upaya langsung dalam meningkatkan pembelajaran yang berkualitas.
This site uses cookies to optimize functionality and give you the best possible experience. If you continue to navigate this website beyond this page, cookies will be placed on your browser. To learn more about cookies, click here.