Penguatan sistem informasi pasar kerja (LMIS) merupakan bagian penting dari upaya Indonesia untuk membangun tenaga kerja yang terampil dan kompetitif. Ketika informasi pasar tenaga kerja tidak lengkap, pencari kerja kekurangan informasi tentang keterampilan yang diminta oleh pemberi kerja dan menyebabkan terjadinya kesalahan pada alokasi investasi pendidikan. Pada saat yang sama, pemberi kerja menanggung biaya pencarian yang lebih tinggi karena terbatasnya informasi tentang keterampilan pencari kerja atau kurangnya keterampilan yang relevan di pasar tenaga kerja.
Megatren global dan guncangan jangka pendek, seperti revolusi industri ke-4 dan pandemi COVID-19, mendorong perubahan cepat dalam aktivitas ekonomi dan lapangan kerja. Hal ini membutuhkan adaptasi cepat di tingkat individu, perusahaan, dan kebijakan. Negara-negara seperti Indonesia memiliki tantangan khusus. Populasi besar, kebutuhan akan peningkatan keterampilan yang cepat, dan pasar tenaga kerja yang terfragmentasi secara geografis dapat berakibat pada tingginya risiko kesenjangan informasi dan besarnya biaya pembuatan keputusan karena kurangnya informasi. LMIS yang berfungsi dengan baik dapat memainkan peran inti dalam mengisi kesenjangan informasi ini, pada saat ini maupun pada masa yang akan datang.
Pemerintah Indonesia baru saja memperkenalkan program Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP). Program ini masih membutuhkan perbaikan lebih lanjut. Pertama, JKP akan memberikan tiga manfaat: uang tunai, pelatihan, dan akses terhadap LMIS - yang saat ini diakses melalui Sistem Informasi Ketenagakerjaan (Sisnaker). Kedua, JKP membuka peluang untuk memperkuat keterkaitan antara berbagai program dan layanan yang disediakan oleh Kementerian Ketenagakerjaan dan sumber data. Misalnya, penerima manfaat JKP perlu mendaftar untuk mendapatkan manfaat dari pencocokan pekerjaan online, yang bearti akan lebih banyak pengguna yang akan mengakses situs tersebut dan menyerukan peningkatan efektivitasnya. Dalam konteks ini, peraturan pelaksanaan JKP mendefinisikan LMIS sebagai ekosistem digital di sekitar platform online untuk semua layanan publik dan kegiatan ketenagakerjaan yang disediakan oleh pemerintah pusat dan daerah.
Untuk memandu upaya reformasi yang difokuskan pada pengembangan LMIS yang modern, efektif, dan efisien bagi Indonesia, Bank Dunia membuat serangkaian laporan yang:
1. Menuju Sistem Informasi Pasar Tenaga Kerja Kelas Dunia untuk Indonesia
Laporan ini mengusulkan kerangka kerja yang mendefinisikan LMIS tingkat lanjut dan mengidentifikasi empat fungsi utama yang harus disediakan oleh platform LMI.
"LMIS tingkat lanjut adalah sistem komprehensif yang mengumpulkan, mengoordinasikan, dan menganalisa data serta menyebarkan informasi ke berbagai pemangku kepentingan. Untuk ini, LMIS perlu menyediakan empat fungsi utama atau kumpulan layanan, untuk membantu penggunanya dalam mengambil keputusan yang meningkatkan capaian pasar tenaga kerja."
Fungsi dari LMIS tingkat lanjut:
Fungsi-fungsi ini terkait erat dan terkadang tumpang tindih. Mereka tersedia melalui ekosistem platform digital (situs web).
Laporan ini memdalami alat pencocokan pekerjaan AyoKitaKerja yang diperkenalkan pada tahun 2019 sebagai bagian dari SISNAKER. Di dalamnya, laporan ini membandingkan SISNAKER dengan Korea’s Work-net, yang dipilih sebagai contoh yang baik dari sebuah sistem tingkat lanjut. Laporan ini menawarkan peta jalan dan rencana aksi dengan langkah-langkah konkret untuk meningkatkan efektivitas layanan perantara pekerjaan online. Meskipun AyoKitaKerja telah memberikan ruang kepada KarirHub, rekomendasi yang diberikan tetap relevan dan dapat berguna bagi Kementerian Ketenagakerjaan dalam mengembangkan SiapKerja yang akan datang.
2. Komposisi Pembangun bagi Layanan Intelijen Pasar Tenaga Kerja Tingkat Lanjut di Indonesia
Laporan ini mempersempit salah satu fungsi utama LMIS yaitu penyediaan intelijen pasar tenaga kerja melalui LMIS-Hub yang merupakan salah satu platform digital LMIS. Laporan ini menjelaskan komposisi yang diperlukan untuk LMI-Hub berbasis layanan yang disesuaikan untuk beragam klien.
“Intelijen Pasar Tenaga Kerja adalah informasi yang berorientasi pada layanan. Layanan ini tidak terbatas pada "data" atau "analisis", namun data dan analisis yang dihasilkan dan disebarluaskan untuk membantu beragam pengguna untuk membuat keputusan yang tepat."
Sebuah pusat LMIS tingkat lanjut bergantung pada berbagai data, terutama survei pasar tenaga kerja dan data sensus yang dihasilkan oleh lembaga pemerintah. Bank Dunia, bekerja sama dengan pemerintah Indonesia, baru-baru ini merintis empat inisiatif pengumpulan data untuk mengisi kesenjangan data saat ini terkait pekerjaan dan keterampilan. Pilot ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang komprehensif tentang permintaan dan penawaran pekerjaan dan keterampilan di Indonesia, di luar dari apa yang tersedia saat ini. Proyek percontohan ini dapat ditingkatkan oleh Kementerian Tenaga Kerja (dan BPS) dan dimasukkan ke dalam LMI-Hub yang melayani fungsi pengembangan karir dan analitik pasar tenaga kerja.
Lihat laporan mandiri pilot yang memberikan panduan metodologis secara mendalam serta menunjukkan hasil yang dicapai: