Download laporan (.pdf) | Rangkuman (.pdf) | Presentasi (.pdf)
- Indonesia membutuhkan sistem pendidikan dan pelatihan yang dapat meningkatkan kesejahteraan warganya, meningkatkan human capital atau modal manusianya, dan mencapai tujuan ekonomi dan pembangunannya.
- Indonesia telah membuat kemajuan signifikan dalam pendidikan, termasuk tingginya pendaftaran siswa, dan kesetaraan gender di bidang pendidikan.
- Desentralisasi telah diiringi dengan peningkatan belanja pendidikan sekitar 200 persen secara riil sejak 2002. Dalam periode yang sama, pendaftaran siswa telah meningkat lebih dari 10 juta (31 persen) di tingkat pendidikan dasar dan menengah.
- Indonesia telah menunjukkan kemajuan besar dalam kesetaraan gender bidang pendidikan. Pada tahun 1975, 65 persen siswa adalah laki-laki, sementara sekarang proporsi laki-laki dan perempuan kurang lebih sama, meskipun terdapat variasi penting di tingkat subnasional.
- Terlepas dari kemajuan penting ini, kualitas pembelajaran dan tingkat kesenjangan pembelajaran antar siswa, masih menjadi tantangan utama. Sebagian besar siswa tidak memenuhi target pembelajaran nasional yang ditetapkan Indonesia sendiri.
- Rata-rata, siswa tidak mencapai target nilai kelulusan untuk Ujian Nasional kelas 12 (SMA).
- Sebanyak 70 persen siwa tidak mampu mendemonstrasikan literasi dasar dengan tolak ukur Program for International Student Assessment (PISA) 2018.
- Siswa yang kurang mampu; seperti dari keluarga miskin, tinggal di daerah terpencil atau penyandang disabilitas, seringkali tertinggal dari teman sebayanya pada level kelas yang sama.
- Masuk sekolah tidak selalu sama dengan belajar. Seberapa banyak siswa menyerap pembelajaran selama pendidikannnya akan berdampak langsung pada tingkat produktivitas saat mereka dewasa. Jika mereka dibekali dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk pasar kerja, kaum muda Indonesia berpotensi meningkatkan produktivitas, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan mewujudkan kesejahteraan negara.
- Untuk memantapkan reformasi pendidikan dan mencapai hasil yang lebih baik sejalan dengan visi Presiden Jokowi, Indonesia dapat mempertimbangkan beberapa pilihan berikut:
- Memastikan semua anak mendapatkan awal yang baik: Indonesia dapat mewajibkan pendidikan pra-sekolah dua tahun yang berkualitas untuk anak usia dini dan dapat diakses oleh semua warga sehingga ketika anak-anak masuk jenjang pendidikan dasar telah siap untuk belajar. Hal ini dapat memperkuat cakupan dan kualitas pendidikan anak usia dini dengan mengalokasikan dana yang cukup baik di tingkat pusat maupun kabupaten, dan mengembangkan peta jalan untuk mencapai partisipasi universal pendidikan pra-sekolah dua tahun pada 2030.
- Berfokus pada pembelajaran untuk semua: Fokus pada pembelajaran merupakan kebutuhan di seluruh sistem pendidikan, untuk memastikan bahwa tidak ada anak yang tertinggal, terutama dari keluarga miskin, tinggal di daerah terpencil, atau penyandang disabilitas.
- Menilai dan menjembatani kesenjangan pembelajaran: Indonesia dapat menggunakan penilaian siswa agar guru dan kepala sekolah mengetahui apa yang siswa belum kuasai, dan memberikan dukungan khusus untuk siswa yang membutuhkan bantuan lebih lanjut. Ini sangat penting sebagai upaya pemulihan pendidikan dari dampak COVID-19.
- Menyeleksi, mempersiapkan, dan mendukung guru: Guru yang terlatih dan termotivasi adalah unsur paling mendasar untuk pembelajaran, selain dari siswa itu sendiri. Untuk meningkatkan pembelajaran siswa, Indonesia perlu menyeleksi calon guru terbaik dan mendukung mereka secara lebih efektif, baik sebelum mereka masuk kelas maupun sepanjang karier mereka.
- Memperkuat mekanisme akuntabilitas: Memperkuat kapasitas dan pelaporan di tingkat subnasional, sehingga dukungan dan perhatian dapat diarahkan ke bidang-bidang yang paling membutuhkan.
- Membangun sistem pendidikan yang lebih tangguh: Indonesia dapat berinvestasi dalam kapasitas pembelajaran online, sistem penyimpanan data, dan infrastruktur tahan bencana untuk memastikan kesinambungan pembelajaran dalam pandemi Covid saat ini dan untuk tantangan masa depan.
Laporan ini dibuat dengan dukungan dana dari Pemerintah Australia (Departemen Luar Negeri dan Perdagangan) melalui program Peningkatan Dimensi Pengajaran, Manajemen Pendidikan, dan Lingkungan Belajar (ID-TEMAN).