Laporan
Laporan ini menelaah opsi kebijakan untuk mendukung peningkatan kinerja perikanan di Indonesia. Berdasarkan pemodelan bioekonomi, analisis kebijakan, dan wawasan dari para pemangku kepentingan, laporan ini mengkuantifikasi biaya dan manfaat dari peningkatan manajemen, dan mempertimbangkan langkah-langkah kebijakan yang dapat berkontribusi terhadap peningkatan tersebut.
Perubahan iklim telah mendorong peningkatan suhu air, intensitas badai, kenaikan permukaan laut, dan menyebabkan perubahan pada ekosistem pesisir dan perikanan. Tren-tren ini menimbulkan tantangan bagi perekonomian kelautan Indonesia dan masyarakat. Laporan kolaboratif yang disusun oleh Bank Dunia, Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan Universitas British Columbia menyajikan pengetahuan dan rekomendasi mengenai langkah-langkah mitigasi terkait dampak perubahan iklim terhadap perikanan, perekonomian, dan masyarakat pesisir di Indonesia. Unduh laporan di sini.
Laporan ini bertujuan untuk meningkatkan bukti yang tersedia untuk mendukung upaya peningkatan pengelolaan, pengambilan, dan daur ulang ALDFG dan EOLFG di Indonesia. Laporan ini menilai risiko ALDFG dari setiap peralatan khusus untuk mengelola EOLFG dan ALDFG serta memantau dan mengevaluasi dampak tindakan pencegahan, mitigasi dan/atau kuratif jangka panjang.
Laporan ini menyajikan berbagai opsi untuk mengurangi Alat Perikanan Terbengkalai, Hilang, dan Terbuang (ALDFG) dan Peralatan Budi Daya Ikan Terbengkalai, Hilang, dan Terbuang (ALDAG) di Indonesia serta meningkatkan pengelolaan dan penggunaan Alat Perikanan Akhir Umur (EOLFG). Laporan tersebut memberikan pilihan aksi prioritas dalam enam kategori.
Peta Jalan ini menjelaskan opsi kebijakan plastik untuk mendukung transisi ke implementasi penuh larangan pada plastik sekali pakai tertentu pada tahun 2030.
Studi ini menyajikan penilaian pertama dari seluruh Indonesia yang mengintegrasikan data limbah lokal dengan kondisi hidrologis aktual untuk menceritakan kisah tentang bagaimana praktik lokal berkontribusi terhadap polusi plastik laut.
Laporan Bank Dunia ini merangkum status, tren, dan peluang menuju ekonomi biru di Indonesia, yang berangkat dari upaya dan tujuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Laporan ini menyatakan bahwa masa depan sektor kelautan bergantung pada kesehatan asset-aset alam, yaitu ekosistem laut dan pesisir.
Laporan Perkembangan Triwulanan Perekonomian Indonesia kali ini menyoroti pentingnya ekonomi maritim bagi pembangunan ekonomi Indonesia dan pertumbuhan yang berkelanjutan. Jika dikelola dengan baik, laut dapat memberikan kontribusi yang lebih besar bagi perekonomian melalui pendapatan yang lebih tinggi dari sektor pariwisata dan perikanan.
Penelitian ini dilakukan oleh Bank Dunia atas permintaan instansi pemerintah dan lembaga penelitian terkait, untuk memberikan analisis tentang kebocoran sampah padat di darat, terutama plastik, ke lautan. Studi ini dilakukan dalam dua tahap, memberikan informasi terkini dari 15 kota di bagian barat dan tengah Indonesia.
Lembar Fakta dan Infografis
Indonesia Coral Bond - An Innovative Ocean Financing Instrument
Obligasi Karang Indonesia (Indonesia Coral Bond) dirancang untuk memberikan hasil konservasi dan keanekaragaman hayati yang terverifikasi secara independen di beberapa ekosistem terumbu karang dengan keanekaragaman hayati paling tinggi. Obligasi yang diusulkan ini memanfaatkan operasi Bank Dunia (Proyek Laut untuk Kemakmuran) senilai US$210 juta yang mendukung Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan di kawasan perlindungan laut.
Dokumen ini mencakup temuan utama dari laporan Bank Dunia berjudul "Pengelolaan, Pengambilan dan Daur Ulang Alat Penangkapan Ikan yang Terbengkalai, Hilang dan Terbuang (EOLFG dan ALDFG): Dasar Bukti dari sektor Perikanan Tangkap" dan "Pilihan untuk Mengurangi Kebocoran Plastik ke Lingkungan Laut dari Perikanan Tangkap dan Budi Daya." Kedua laporan tersebut bertujuan untuk meningkatkan bukti yang tersedia untuk mendukung upaya peningkatan pengelolaan, pengambilan, dan daur ulang ALDFG dan EOLFG di Indonesia.
Infografis: Oceans for Prosperity Project (Lautra)
Proyek Lautra bertujuan untuk meningkatkan pengelolaan kawasan lindung laut dan perikanan terumbu karang yang berkelanjutan sekaligus meningkatkan akses ke peluang ekonomi bagi masyarakat lokal di Indonesia Timur.
Infografis: Menghentikan Gelombang Plastik di Indonesia
Gambaran besar tentang pendekatan Bank Dunia dalam mendukung tujuan Pemerintah Indonesia untuk membebaskan saluran air, wilayah pesisir, dan lautan dari polusi plastik.
Oceans for Prosperity: Reforms for a Blue Economy in Indonesia
Mencapai tiga manfaat ekonomi biru: laut yang sehat, ekonomi yang berkembang, dan mata pencaharian pesisir yang tangguh.
Coastal Fisheries Initiative: Indonesia Challenge Fund
Mempromosikan investasi sektor swasta yang bertanggung jawab untuk meningkatkan keberlanjutan perikanan Indonesia.
Indonesia’s Mangroves for Prosperous Communities and Healthy Planet
Melindungi mangrove di Indonesia dapat membantu masyarakat pesisir, perekonomian nasional, dan lingkungan dunia.
Indonesia Sustainable Oceans Program (ISOP)
Menjalankan pendekatan terintegrasi untuk ekonomi biru melalui penggunaan sumber daya pesisir dan laut secara adil dan berkelanjutan.
Suara Samudera
Lainnya
East Asia and Pacific Marine Plastic Pollution Webpage
Di tingkat global, negara-negara di Asia Timur dan Pasifik berada di pusat krisis plastik laut: Beberapa negara adalah produsen plastic terbesar, sementara yang lain terpengaruh secara tidak proporsional oleh dampak sampah plastik laut di pantai mereka. Bank Dunia mendukung beberapa studi dan menyediakan pembiayaan untuk mengurangi plastik di Asia Timur dan Pasifik.
Behavior Change for Waste Management Playbooks
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, dengan dukungan dari Bank Dunia, telah merilis empat buku pedoman komunikasi perubahan perilaku untuk memberdayakan komunitas lokal dan pemuda di seluruh negeri untuk memulai inisiatif, kegiatan, dan kampanye mereka sendiri tentang penggunaan plastik.