Bank Dunia melakukan penelitian untuk mendukung pembuatan kebijakan dan memandu aksi nyata untuk memerangi sampah laut. Baca blog ini untuk mengetahui sumber utama sampah plastik di laut Indonesia dan rekomendasi kebijakan untuk mengatasi masalah tersebut.
Dalam artikel ini, kami berbagi cerita tentang pengelolaan ekosistem terumbu karang dan pesisir melalui pendekatan desentralisasi berbasis masyarakat untuk memperbaiki tutupan karang dan mata pencaharian di Nusa Tenggara Timur dan Papua Barat, Indonesia. Program Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang (COREMAP) yang didukung oleh Bank Dunia telah meninggalkan warisan dengan melindungi sumber daya pesisir Indonesia, menetapkan kawasan konservasi perairan, dan meningkatkan penelitian dan pengawasan ekosistem pesisir.
Dampak perubahan iklim terhadap alam bersifat kumulatif dan dinamis. Contoh kasus: berbagai dampak perubahan iklim pada ikan. Meningkatnya suhu, pengasaman, dan kenaikan permukaan laut mengubah kondisi laut dan membuat stok ikan berubah. Temukan berbagai dampak perubahan iklim terhadap sektor perikanan dan bagaimana Bank Dunia membantu mengatasi masalah ini.
Sebagai penjaga bagi tempat tinggal dan penghidupan masyarakat di garis pantai, mangrove memberikan perlindungan dari badai dan tsunami, serta mengurangi risiko banjir, genangan, dan erosi. Mangrove juga menyimpan karbon dalam jumlah besar. Temukan berbagai upaya yang telah dilakukan - oleh pemerintah hingga masyarakat - untuk mengelola ekosistem penting ini secara berkelanjutan.
Saat ini, sejumlah tantangan mengancam lautan Indonesia serta kehidupan dan mata pencaharian orang-orang yang bergantung padanya. Terlepas dari kondisi tersebut, masih ada harapan bagi bumi dan masyarakat di laut timur Indonesia melalui upaya konservasi yang dipimpin oleh para pahlawan dan pemimpin setempat. Temukan kisah Marsel, Githa, Wawan Mangile, dan banyak lagi di tepian Raja Ampat saat mereka bekerja tanpa lelah untuk melestarikan lautan Indonesia.
Untuk Hari Laut Sedunia 2021, kami merenungkan solusi yang dapat diambil Indonesia untuk memastikan transisi ke Ekonomi Biru berjalan lancar. Pemerintah Indonesia telah mengambil berbagai langkah untuk meningkatkan kondisi dan kelestarian lautan dengan memasukkan target yang selaras dengan prinsip ekonomi laut yang berkelanjutan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Akan tetapi, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan oleh sektor swasta, masyarakat, dan para pemangku kepentingan lain di Indonesia.
Ekonomi laut yang berkelanjutan sangat penting bagi Indonesia untuk mewujudkan masyarakat pesisir yang sejahtera, lingkungan laut yang sehat, dan perekonomian nasional yang berkembang. Hal ini diuraikan dalam laporan Laut untuk Kesejahteraan: Reformasi untuk Ekonomi Biru di Indonesia yang dirilis oleh Bank Dunia. Namun, terdapat tantangan bagi ekosistem laut dan pesisir, yang apabila tidak dikelola secara berkelanjutan, dapat mengurangi potensi ekonomi laut Indonesia
Bank Dunia bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia telah meluncurkan Coastal Fisheries Initiative Challenge Fund. Dengan pembiayaan sebesar USD $1 juta dari Global Environment Facility, Challenge Fund ini akan mendukung investasi berkelanjutan di sektor perikanan pesisir Indonesia.
Untuk mendukung transisi Indonesia menuju Ekonomi Biru, penggunaan sumber daya laut secara berkelanjutan untuk pertumbuhan ekonomi dan mata pencaharian, sekaligus menjaga kesehatan ekosistem lautnya—Bank Dunia membantu pemerintah Indonesia mengurangi polusi plastik laut dan melindungi sumber daya alam negara yang berharga.
Program Pemerintah Indonesia yakni Coral Reef Rehabiliations and Management Program (COREMAP), yang dibiayai oleh Bank Dunia dan Global Environment Facility (GEF), secara bertahap tetapi secara signifikan telah membangun kapasitas ilmu dan manajemen tersebut selama 21 tahun.
Di Pulau Lombok, COREMAP – CTI membantu mendanai Pusat Bioindustri LIPI dimana para ilmuwan melihat bagaimana komunitas lokal dapat membiakkan berbagai macam teripang tertentu untuk dijual.