Mendukung pengelolaan sumber daya hutan yang berkelanjutan melalui instrumen dan kebijakan ekonomi untuk mengurangi emisi dan deforestasi serta meningkatkan pengelolaan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
SLMP menyediakan bantuan teknis, peningkatan kapasitas, konsultasi, pembayaran berbasis hasil, dan pendanaan hibah untuk membantu mewujudkan visi Pemerintah Indonesia dalam meningkatkan pengelolaan hutan yang inklusif dan lestari melalui pendekatan terpadu yang ditargetkan pada sektor publik, swasta, dan masyarakat sipil. Program ini juga mendukung implementasi pengelolaan karhutla terpadu, peningkatan kapasitas untuk mengurangi deforestasi, serta implementasi kebijakan dan skema insentif ekonomi.
Pengambilan keputusan terkait lanskap yang disandarkan pada biaya yang muncul akibat degradasi aset alam dan meningkatkan insentif untuk melindungi jasa ekosistem dapat mengurangi deforestasi dan emisi. Mekanisme insentif di tingkat pusat, daerah, dan lokal dapat melengkapi dan memperkuat upaya pengurangan emisi yang ada. Pembayaran berbasis hasil, transfer fiskal ekologis di tingkat provinsi dan kabupaten, pasar karbon domestik yang berfungsi dengan baik, dan pembayaran untuk layanan air akan melengkapi peraturan yang ada.
Selain mekanisme insentif, SLMP mendukung pengelolaan hutan lestari melalui Forest Investment Program (USD 22,42 juta, dimulai pada tahun 2016) untuk mendukung Pemerintah Indonesia dalam memperkuat kapasitas kelembagaan dan lokal dalam pengelolaan hutan lestari secara terdesentralisasi, yang dapat meningkatkan mata pencaharian berbasis hutan melalui pembentukan dan pengoperasian Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH).
Program Dedicated Grant Mechanism (DGM) (USD 6,33 juta, Dedicated Grant Mechanism, dimulai pada tahun 2017) mendukung pelibatan Masyarakat Adat dan Masyarakat Lokal (IPLC) dalam kegiatan pengelolaan hutan. DGM berupaya meningkatkan kapasitas Masyarakat Adat dan Masyarakat Lokal (IPLC) untuk memperkuat hak atas lahan dan meningkatkan kesejahteraan, sembari mendukung upaya Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK).
Program Pengurangan Emisi Berbasis Kinerja Tingkat Yurisdiksi
Bank Dunia mendukung Pemerintah Indonesia dalam upaya untuk mendorong pengurangan emisi gas rumah kaca dari sektor kehutanan dan tata guna lahan melalui program pengurangan emisi berbasis kinerja tingkat yurisdiksi.
Fasilitas Kemitraan Karbon Hutan (Forest Carbon Partnership Facility/FCPF) (hingga USD 110 juta, dimulai pada tahun 2020). Program REDD+ berbasis hasil tingkat yurisdiksi skala besar pertama di Indonesia ini berupaya untuk menurunkan laju deforestasi dan degradasi hutan di 12,7 juta hektare lahan yang kaya akan hutan hujan tropis dan keanekaragaman hayati di Kalimantan Timur.
BioCarbon Fund Initiative for Sustainable Forest Landscapes (BioCF ISFL) (hingga USD 85 juta, dimulai pada tahun 2020) mendorong pengurangan emisi gas rumah kaca dari sektor kehutanan dan tata guna lahan melalui perencanaan, kebijakan, dan praktik-praktik pertanian berkelanjutan dan tata guna lahan yang cerdas iklim di Jambi. Program ini akan mendukung pemetaan lahan partisipatif berbasis masyarakat, serta pelestarian dan peningkatan keanekaragaman hayati. Program ini menggunakan pendekatan lanskap untuk mengurangi emisi dan meningkatkan mata pencaharian, serta bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia untuk memperkuat kebijakan dan kelembagaan menuju pengelolaan lahan yang efektif, dengan berfokus pada harmonisasi kebijakan dan pendekatan lintas sektor. Program ini juga dirancang untuk menyediakan pembayaran dan insentif untuk pengurangan emisi yang terverifikasi.