Washington, DC, 1 Juni 2022 – Dewan Direktur Eksekutif Bank Dunia telah menyetujui pembiayaan sebesar US$224 juta untuk Indonesia Mass Transit (MASTRAN) Project pada 20 May 2022. Adapun program ini akan membantu peningkatan mobilitas urban dan aksesibilitas di kota-kota kunci,, juga memperkuat kapasitas kelembagaan terkait pengembangan sistem angkutan massal di Indonesia.
Adapun proyek ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi transportasi bagi penduduk perkotaan yang sedang berkembang pesat dan menyediakan alternatif mobilitas masyarakat selain menggunakan mobil dan sepeda motor. Proyek ini akan membiayai sistem angkutan cepat bus atau Bus Rapid Transit (BRT) di wilayah metropolitan Medan, Sumatera Utara, dan Bandung, Jawa Barat.
“Dengan partisipasi aktif dan kerjasama pemerintah daerah, kita akan mewujudkan sistem transportasi massal perkotaan yang ramah lingkungan dengan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi untuk mendorong mobilitas masyarakat dan akses terhadap-kemungkinan baru yang sesuai dengan tujuan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) melalui pelaksanaan proyek MASTRAN”, kata Menteri Perhubungan Republik Indonesia Budi Karya Sumadi pada acara Gerakan Angkutan Umum Nasional (GNKAU).
Wilayah metropolitan Medan dan Bandung dipilih sebagai kota percontohan di bawah proyek ini berdasarkan kesiapan dan kelayakannya. Bandung Raya adalah aglomerasi perkotaan terbesar ketiga di Indonesia dan Kota Bandung menduduki peringkat kedua terpadat dari 38 kota di Indonesia, menurut studi Bank Dunia baru-baru ini. Di Provinsi Sumatera Utara, kawasan Mebidang, yang meliputi Medan, Kota Binjai, dan Kabupaten Deli Serdang, merupakan kawasan metropolitan terbesar di luar Pulau Jawa, dan daerah metropolitan terbesar keempat di Indonesia. Dalam studi Bank Dunia, wilayah ini menempati peringkat ketiga paling padat di antara kota-kota di Indonesia.
Keberhasilan proyek akan dievaluasi berdasarkan pengurangan waktu perjalanan bagi pengguna transportasi umum, peningkatan jumlah pengguna, kepuasan yang lebih tinggi mengenai keselamatan dan keamanan, dan persentase pekerja perempuan yang lebih tinggi yang bekerja dalam sistem operasi Bus Rapid Transit (BRT). Proyek ini juga dimaksudkan mendukung pembentukan lembaga nasional dan daerah yang mampu merencanakan, mengembangkan, dan mengelola sistem angkutan massal di Indonesia. Proyek ini akan memfasilitasi pengurangan emisi gas rumah kaca melalui upaya seperti peralihan ke kendaraan yang lebih hemat bahan bakar, peralihan dari moda pribadi ke angkutan umum, pengurangan kemacetan, elektrifikasi armada BRT, dan dampak pembangunan berorientasi transit dalam jangka panjang.
“Hampir 60 persen PDB Indonesia berasal dari perkotaan, menjadikan mobilitas di wilayah ini sangat penting bagi daya saing perekonomian,” kata Satu Kahkonen, Country Director Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste. “Proyek ini akan memperkuat kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah di Indonesia dan meningkatkan keahlian teknis yang diperlukan untuk merencanakan dan mengoperasikan sistem transportasi perkotaan. Dengan meningkatkan kualitas transportasi publik, masyarakat akan memiliki pilihan selain sepeda motor dan mobil sekaligus mengendalikan tingkat polusi dan kemacetan.”
Selain dukungan dari Bank Dunia, proyek ini akan menerima pendanaan dari pemerintah Indonesia, Agence française de développement (AFD), dan sektor swasta, menjadikan total pendanaan sebesar US$364 juta.
Untuk informasi selengkapnya, kunjungi:
www.worldbank.org/id (English)
www.worldbank.org/indonesia (Bahasa Indonesia)
Ikuti media sosial di Twitter and Facebook:
@BankDunia