WASHINGTON, 27 November 2019 – Dewan Direktur Eksekutif Bank Dunia telah menyetujui pinjaman US$160 juta untuk Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP) yang akan mendukung upaya Indonesia meningkatkan ketangguhan terhadap bencana dengan pendekatan komprehensif. Pendanaan ini akan membiayai investasi prioritas dalam meningkatkan kesiapan pemerintah daerah dan pusat menghadapi bahaya alam, dan memperkuat layanan peringatan dini geofisika negara.
Bencana yang terjadi di Indonesia tahun lalu — termasuk serangkaian gempa bumi di Nusa Tenggara Barat, gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah, serta tsunami di sepanjang Selat Sunda — menyebabkan korban jiwa terbesar dalam satu dekade terakhir. Bencana tersebut mengingatkan risiko yang dihadapi penduduk Indonesia setiap hari, dan pentingnya melakukan investasi untuk ketangguhan bencana demi melindungi nyawa manusia, tempat tinggal, serta infrastruktur.
“Pemerintah bermaksud memperkuat kesiapsiagaan bencana dengan berinvestasi pada sistem peringatan dini untuk berbagai ancaman dan memperkuat sistem manajemen darurat hingga ke tingkat lokal. Melalui IDRIP, kami akan terus membangun sistem manajemen risiko bencana nasional dan di saat yang sama memberdayakan pemerintah daerah dan masyarakat untuk menggunakan inovasi terbaru agar mereka lebih siap menghadapi bencana alam,” kata Doni Monardo, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Melalui pendanaan ini, IDRIP akan memperkuat kegiatan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan, meningkatkan sistem manajemen darurat, beralih menuju layanan informasi dini “berbasis dampak” untuk membuat keputusan dengan lebih baik, serta terus meningkatkan kapasitas institusi yang terlibat. Pendanaan juga akan membiayai perbaikan dan memperbaharui fungsi peringatan dini, termasuk peralatan yang rusak di daerah yang mengalami bencana.
“IDRIP akan membantu memperkuat Indonesia dalam hal layanan peringatan secara komprehensif. Berinvestasi pada teknologi untuk memberi peringatan yang lebih cepat, akurat, dan andal akan mendukung integrasi yang lebih baik dengan sistem pengambilan keputusan dan kesadaran masyarakat yang lebih tinggi terhadap risiko bencana, sehingga masyarakat bisa lebih siap menghadapi bencana alam,” kata Dwikorita Karnawati, Kepala Badan Meteorologi Indonesia, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
“Selain dampak langsungnya, bencana alam membawa konsekuensi sosial ekonomi yang dapat mendorong masyarakat miskin dan rentan semakin jatuh dalam kemiskinan. Investasi infrastruktur dan pemulihan sosial akan membantu pihak-pihak yang berwenang untuk memenuhi kebutuhan mereka yang terkena dampak bencana,” kata Rolande Pryce, World Bank Acting Country Director untuk Indonesia dan Timor-Leste. “Ini adalah momen penting dalam perjalanan Indonesia menuju pendekatan ketangguhan bencana komprehensif tingkat dunia.”
Dukungan Bank Dunia pada manajemen risiko bencana adalah komponen penting dari Kerangka Kerja Kemitraan Negara Kelompok Bank Dunia di Indonesia, yang memberi fokus pada prioritas pemerintah untuk membawa dampak pembangunan yang besar, termasuk mengurangi risiko bencana. Investasi ini melengkapi prioritas pemerintah lainnya terkait pembiayaan and asuransi risiko bencana, investasi untuk infrastruktur perkotaan, dan pemulihan pasca bencana.