Ekonomi maritim bawa peluang kesejahteraan lebih besar
JAKARTA, 1 Juli 2019 - Kebijakan makroekonomi yang terkoordinasi dan hati-hati telah membawa pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil di tengah gejolak global serta serangkaian bencana alam yang luar biasa, menurut laporan triwulanan perekonomian Indonesia edisi Juni 2019 yang dikeluarkan Bank Dunia hari ini.
Pada kuartal pertama tahun 2019 pertumbuhan PDB riil Indonesia tetap stabil di tingkat 5,1 persen. Meski terjadi gejolak global, ekonomi Indonesia tumbuh pada tingkat yang konsisten dengan pertumbuhan PDB triwulanan antara 4,9 hingga 5,3 persen selama 3,5 tahun terakhir.
“Manajemen ekonomi Indonesia yang bijaksana telah membuahkan hasil. Meski pada tahun 2018 arus keluar modal dari pasar negara-negara berkembang lebih besar dari pada saat Amerika Serikat meningkatkan tingkat suku bunga pada tahun 2013, ekonomi Indonesia tetap kuat sehingga membantu menurunkan tingkat kemiskinan ke rekor terendah sebesar 9,7 persen pada September 2018,” kata Rodrigo A. Chaves, Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste. “Untuk mempercepat pertumbuhan dari tingkat sekarang, Indonesia membutuhkan reformasi struktural lebih banyak dan berkesinambungan, sambil mempertahankan kebijakan fiskal dan moneter yang kokoh.”
Selama kuartal pertama 2019 terjadi peralihan pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pertumbuhan investasi mulai menurun dari tingkat tertinggi selama beberapa tahun, sebaliknya konsumsi masyarakat dan pemerintah meningkat. Hal ini membantu mengurangi tekanan pada defisit neraca berjalan yang besar pada tahun 2018, sebagian akibat impor yang dipakai untuk investasi infrastruktur dan swasta.
Ekonomi Indonesia diproyeksikan tumbuh sebesar 5,1 persen pada tahun 2019, kemudian naik menjadi 5,2 persen pada tahun 2020. Proyeksi ini didukung oleh konsumsi masyarakat, yang diperkirakan akan terus meningkat karena inflasi tetap rendah dan pasar tenaga kerja yang kuat. Selain itu, posisi fiskal yang lebih kuat akan memungkinkan bertambahnya investasi pemerintah termasuk proyek infrastruktur baru dan upaya rekonstruksi di Lombok dan Palu pasca bencana alam.
Risiko terhadap proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia telah meningkat dengan adanya eskalasi ketegangan global belum lama ini yang bisa membebani perdagangan dunia.
Laporan edisi kali ini juga membahas pentingnya ekonomi maritim bagi pembangunan ekonomi Indonesia dan pertumbuhan berkelanjutan. Laut bisa memberi kontribusi yang lebih besar bagi perekonomian melalui pendapatan yang lebih tinggi dari pariwisata dan perikanan jika dikelola dengan lebih baik. Melindungi aset maritim Indonesia dari perubahan iklim dan sampah laut sangat penting untuk meningkatkan potensi mereka.
“Pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmen kuat untuk menjadikan negara ini sebagai kekuatan maritim global. Memanfaatkan potensi penuh aset laut dan pesisir Indonesia membutuhkan kebijakan dan investasi untuk mengurangi sampah laut plastik, mengelola perikanan secara berkelanjutan, dan melindungi terumbu karang dan habitat pantai untuk meningkatkan matapencaharian pesisir serta meningkatkan citra Indonesia sebagai lokasi pariwisata laut bermutu tinggi,” kata Ann Jeannette Glauber, World Bank Practice Manager for Environment and Natural Resources.
Laporan triwulanan perekonomian Indonesia didukung oleh pemerintah Australia melalui Department of Foreign Affairs and Trade.