Bayangkan mendaki melewati padang sabana dan medan berpasir menuju puncak gunung berapi tertinggi kedua di Indonesia, Gunung Rinjani di Lombok. Atau bayangkan terbangun dengan keindahan Danau Toba di Sumatra Utara, di mana matahari berkilauan di atas air dan secangkir kopi lokal mengawali hari.
Pengalaman-pengalaman tak lekang oleh waktu ini, yang dibentuk oleh bentang alam dan tradisi yang telah berusia berabad-abad, kini semakin diperkuat dengan upaya-upaya pariwisata berkelanjutan yang memberdayakan masyarakat setempat, melestarikan lingkungan, dan membagikan keindahan ini kepada dunia. Visi tersebut diwujudkan melalui Program Pembangunan Pariwisata Terpadu dan Berkelanjutan (P3TB), sebuah prakarsa Pemerintah Republik Indonesia yang didukung oleh Bank Dunia dan berfokus pada pembangunan pariwisata berkelanjutan yang memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan.
Upaya ini sudah mulai menunjukkan dampak signifikan di Danau Toba dan Lombok, melalui peningkatan infrastruktur, perluasan akses ke sumber daya, dan pemberdayaan pengusaha setempat. Dengan adanya pelatihan dan peningkatan kapasitas, masyarakat memastikan bahwa pertumbuhan pariwisata memberikan manfaat bagi warga setempat dan sekitar sekaligus melestarikan warisan budaya dan alam.
Pada saat yang sama, jangkauan P3TB melampaui kedua wilayah ini, menyokong pewujudan pariwisata berkelanjutan secara nasional. Pada akhir 2024, P3TB mendukung enam destinasi dalam mencapai tonggak penting: meningkatkan akses air bersih bagi 570.000 orang, menciptakan 542.000 m² ruang tanpa-kendaraan-bermotor, dan meningkatkan sanitasi bagi 470.000 orang. Lebih dari 20.000 bisnis memperluas kehadiran daring mereka, dan lebih dari 84.000 tenaga profesional pariwisata disertifikasi.
Program ini juga menarik lebih dari $870 juta investasi swasta, melatih 18.000 peserta dari 155 desa wisata, serta mendukung 65 desa wisata melalui program pendampingan yang membantu mereka mewujudkan rencana pengembangan serta mendongkrak pendapatan dan mata pencaharian. Selain itu, ITDP diperkirakan telah mendorong penciptaan peluang kerja bagi 975.760 orang di keenam destinasi tersebut (peningkatan 27,5% pada sektor akomodasi, makanan, dan minuman di daerah terkait), dengan rata-rata peningkatan upah sebesar 15,3% (Bappenas, 2024).
Danau Toba dan Lombok: Dua Daerah, Satu Visi untuk Pariwisata Berkelanjutan
Pemandangan Danau Toba yang indah, di mana keindahan alam dan budaya Batak berpadu. Menyeimbangkan pariwisata dengan pelestarian lingkungan dan budaya sangat penting untuk keberlanjutan jangka panjang. Kredit foto: Kementerian Pariwisata Republik Indonesia.
Baik Danau Toba maupun Lombok menawarkan bentang alam dan tradisi budaya yang unik. Namun, keduanya menghadapi tantangan seperti infrastruktur yang kurang memadai, degradasi lingkungan, dan kebutuhan akan pariwisata yang bermanfaat bagi warga setempat tanpa merusak sumber daya mereka. Sebagai bagian dari P3TB, Pemerintah Indonesia mengembangkan Rencana Induk Destinasi Pariwisata Nasional (RIDPN) sebagai cetak biru untuk pengembangan pariwisata berkelanjutan. Sementara RIDPN Lombok – Gili Tramena telah tuntas dan diberlakukan lebih awal, RIDPN untuk destinasi lain diselesaikan selama proyek berlangsung. Penerapan rencana induk ini terus berlanjut sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk memperkuat pembangunan pariwisata berkelanjutan.
RIDPN menciptakan pendekatan seimbang terhadap pariwisata yang menghormati lingkungan dan budaya setempat serta memberdayakan masyarakat sebagai sosok terdepan dalam pembangunan daerah mereka sendiri. Dengan memadukan pembangunan infrastruktur dengan konservasi lingkungan dan pelestarian budaya, RIDPN memandu proyek-proyek pariwisata utama di daerah-daerah seperti Gili-Senggigi, Pantai Selatan, Mataram, dan Rinjani. Pendekatan terpadu ini memastikan bahwa pertumbuhan pariwisata selaras dengan tujuan keberlanjutan jangka panjang bagi masyarakat dan lingkungan setempat.
Peningkatan utama mencakup perbaikan jalan, seperti jalan Pemenang-Bayan-Sembalun, dan sistem pasokan air di Senaru, Sembalun, dan Mandalika. Perbaikan ini meningkatkan penyediaan infrastruktur yang memadai dan membantu melestarikan sumber daya alam yang menarik pengunjung ke wilayah tersebut. Pada Desember 2024, proyek P3TB diperkirakan akan memberikan manfaat bagi 1,6 juta orang di Lombok, memperkuat upaya pembangunan berkelanjutan di berbagai lokasi di pulau tersebut.