Skip to Main Navigation
ARTIKEL19 Maret 2025

Pariwisata Terpadu Indonesia Mendukung Ribuan Usaha dan Masyarakat di Danau Toba dan Lombok

The World Bank

Pemandangan panorama dari Gunung Rinjani, dengan Danau Segara Anak di bawahnya, menawarkan lanskap yang menakjubkan dan makna spiritual yang mendalam. Foto: Ekho Budi Utomo/Shutterstock

Bayangkan mendaki melewati padang sabana dan medan berpasir menuju puncak gunung berapi tertinggi kedua di Indonesia, Gunung Rinjani di Lombok. Atau bayangkan terbangun dengan keindahan Danau Toba di Sumatra Utara, di mana matahari berkilauan di atas air dan secangkir kopi lokal mengawali hari.

Pengalaman-pengalaman tak lekang oleh waktu ini, yang dibentuk oleh bentang alam dan tradisi yang telah berusia berabad-abad, kini semakin diperkuat dengan upaya-upaya pariwisata berkelanjutan yang memberdayakan masyarakat setempat, melestarikan lingkungan, dan membagikan keindahan ini kepada dunia. Visi tersebut diwujudkan melalui Program Pembangunan Pariwisata Terpadu dan Berkelanjutan (P3TB), sebuah prakarsa Pemerintah Republik Indonesia yang didukung oleh Bank Dunia dan berfokus pada pembangunan pariwisata berkelanjutan yang memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan.

Upaya ini sudah mulai menunjukkan dampak signifikan di Danau Toba dan Lombok, melalui peningkatan infrastruktur, perluasan akses ke sumber daya, dan pemberdayaan pengusaha setempat. Dengan adanya pelatihan dan peningkatan kapasitas, masyarakat memastikan bahwa pertumbuhan pariwisata memberikan manfaat bagi warga setempat dan sekitar sekaligus melestarikan warisan budaya dan alam.

Pada saat yang sama, jangkauan P3TB melampaui kedua wilayah ini, menyokong pewujudan pariwisata berkelanjutan secara nasional. Pada akhir 2024, P3TB mendukung enam destinasi dalam mencapai tonggak penting: meningkatkan akses air bersih bagi 570.000 orang, menciptakan 542.000 m² ruang tanpa-kendaraan-bermotor, dan meningkatkan sanitasi bagi 470.000 orang. Lebih dari 20.000 bisnis memperluas kehadiran daring mereka, dan lebih dari 84.000 tenaga profesional pariwisata disertifikasi.

Program ini juga menarik lebih dari $870 juta investasi swasta, melatih 18.000 peserta dari 155 desa wisata, serta mendukung 65 desa wisata melalui program pendampingan yang membantu mereka mewujudkan rencana pengembangan serta mendongkrak pendapatan dan mata pencaharian. Selain itu, ITDP diperkirakan telah mendorong penciptaan peluang kerja bagi 975.760 orang di keenam destinasi tersebut (peningkatan 27,5% pada sektor akomodasi, makanan, dan minuman di daerah terkait), dengan rata-rata peningkatan upah sebesar 15,3% (Bappenas, 2024).

 

Danau Toba dan Lombok: Dua Daerah, Satu Visi untuk Pariwisata Berkelanjutan

The World Bank

Pemandangan Danau Toba yang indah, di mana keindahan alam dan budaya Batak berpadu. Menyeimbangkan pariwisata dengan pelestarian lingkungan dan budaya sangat penting untuk keberlanjutan jangka panjang. Kredit foto: Kementerian Pariwisata Republik Indonesia.


Baik Danau Toba maupun Lombok menawarkan bentang alam dan tradisi budaya yang unik. Namun, keduanya menghadapi tantangan seperti infrastruktur yang kurang memadai, degradasi lingkungan, dan kebutuhan akan pariwisata yang bermanfaat bagi warga setempat tanpa merusak sumber daya mereka. Sebagai bagian dari P3TB, Pemerintah Indonesia mengembangkan Rencana Induk Destinasi Pariwisata Nasional (RIDPN) sebagai cetak biru untuk pengembangan pariwisata berkelanjutan. Sementara RIDPN Lombok – Gili Tramena telah tuntas dan diberlakukan lebih awal, RIDPN untuk destinasi lain diselesaikan selama proyek berlangsung. Penerapan rencana induk ini terus berlanjut sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk memperkuat pembangunan pariwisata berkelanjutan.

RIDPN menciptakan pendekatan seimbang terhadap pariwisata yang menghormati lingkungan dan budaya setempat serta memberdayakan masyarakat sebagai sosok terdepan dalam pembangunan daerah mereka sendiri. Dengan memadukan pembangunan infrastruktur dengan konservasi lingkungan dan pelestarian budaya, RIDPN memandu proyek-proyek pariwisata utama di daerah-daerah seperti Gili-Senggigi, Pantai Selatan, Mataram, dan Rinjani. Pendekatan terpadu ini memastikan bahwa pertumbuhan pariwisata selaras dengan tujuan keberlanjutan jangka panjang bagi masyarakat dan lingkungan setempat.

Peningkatan utama mencakup perbaikan jalan, seperti jalan Pemenang-Bayan-Sembalun, dan sistem pasokan air di Senaru, Sembalun, dan Mandalika. Perbaikan ini meningkatkan penyediaan infrastruktur yang memadai dan membantu melestarikan sumber daya alam yang menarik pengunjung ke wilayah tersebut. Pada Desember 2024, proyek P3TB diperkirakan akan memberikan manfaat bagi 1,6 juta orang di Lombok, memperkuat upaya pembangunan berkelanjutan di berbagai lokasi di pulau tersebut.

Sebagai barista, saya membantu mendirikan kedai kopi di sini. Kami telah menerima pelatihan dan dukungan.
Indah
Wirausahawati produk kopi

Danau Toba: Revitalisasi Budaya dan Alam

Danau Toba memiliki potensi pariwisata yang signifikan, dengan lebih dari 197.000 wisatawan mengunjungi Sumatra Utara pada 2023, lebih dari dua kali lipat tahun sebelumnya. Proyek ini berfokus pada peningkatan infrastruktur seperti jalan dan sistem penyediaan air, merevitalisasi atraksi seperti Waterfront City Pangururan, serta melestarikan budaya Batak melalui situs-situs geowisata dan pelestarian desa-desa tradisional.

Pengembangan RIDPN untuk Danau Toba menjadi sentral bagi upaya-upaya ini. Keberadaan rencana induk akan menyediakan kerangka kerja  yang komprehensif untuk pengembangan pariwisata berkelanjutan di kawasan tersebut. Masyarakat setempat dibekali dengan keterampilan untuk mengelola pariwisata sekaligus melestarikan warisan mereka dan menciptakan sumber penghasilan, berkat pemaduan strategi RIDPN dengan proyek-proyek terapan di daerah ini.

The World Bank

Seorang pengrajin lokal menenun Ulos di Samosir, melestarikan warisan budaya Batak sambil memanfaatkan pelatihan pemasaran digital ITDP untuk berbagi kerajinannya dengan khalayak yang lebih luas. Kredit foto: Kementerian Pariwisata, Republik Indonesia


Pulau Samosir menjadi contoh nyata dari upaya ini, dengan, misalkan, diperbaikinya Jembatan Tana Ponggol dan revitalisasi Waterfront City Pangururan, yang kini menjadi pusat kegiatan olahraga air dan acara budaya. Atraksi seperti Geosite Tele View Deck dan Kerucut Vulkanik Pusuk Buhit meningkatkan pengalaman pengunjung, sementara desa-desa Batak seperti Kampung Ulos Hutaraja mempromosikan kerajinan tradisional seperti tenun Ulos.

Indah, seorang pengusaha lokal dari Desa Wisata Sibaganding, adalah salah satu warga yang menikmati manfaat pelatihan P3TB di bidang perhotelan dan pemasaran digital. "Saya bekerja di Medan sebelum kembali ke desa. Sebagai barista, saya membantu mendirikan kedai kopi di sini. Kami telah menerima pelatihan dan dukungan," ujarnya. Kisah Indah menegaskan bagaimana pariwisata dapat memberdayakan perempuan, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong kemandirian ekonomi seraya melestarikan budaya.

Pengusaha Sibaganding, Indah, dengan antusias menceritakan bagaimana pelatihan ITDP membantu mengembangkan bisnis kopinya. Perjalanannya menyoroti bagaimana pariwisata mendukung mata pencaharian dan budaya lokal. Kredit foto: Bank Dunia.


Selain infrastruktur, proyek ini telah melatih lebih dari 4.000 UMKM dalam pemasaran daring dan melibatkan masyarakat melalui kampanye Tourism Awareness 5.0, yang menumbuhkan pemahaman bersama tentang nilai pariwisata bagi pembangunan daerah.

Lombok: Dari Ketahanan Menuju Peluang

Lombok dikenal dengan potensi pariwisatanya yang beragam, mulai dari gunung dan pantai hingga warisan budaya yang kaya. Warga setempat memainkan peran penting dalam menyelenggarakan acara dan menggaungkan atraksi melalui promosi dari mulut ke mulut dan media sosial.

Pascagempa bumi 2018, proyek P3TB mendukung pemulihan Lombok dengan berfokus pada ketahanan bencana dan pengembangan infrastruktur. Rencana induk RIDPN untuk Lombok memastikan bahwa upaya pembangunan mengutamakan pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat untuk mendorong keberlanjutan jangka panjang.

Sistem Pengelolaan Air Sembalun adalah kunci untuk meningkatkan infrastruktur dan keberlanjutan Lombok. Foto: Bank Dunia

Proyek ini juga menekankan penggunaan dan pemeliharaan infrastruktur yang tepat. Di Sembalun, misalnya, P3TB mendukung pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Sembalun untuk membantu memenuhi kebutuhan air bersih. Untuk memastikan keberlanjutannya, SPAM ini lantas dikelola oleh Pamdesma Selojar Sembalun, sebuah organisasi berbasis masyarakat yang berfokus pada pengelolaan sumber daya air berkelanjutan di kawasan lindung Gunung Rinjani. "Kami siap mengelola jaringan distribusi air sesuai dengan rencana bisnis kami," kata Rusdin, ketua organisasi tersebut. "Kami berharap hal ini dapat membantu mengatasi masalah air bersih dan mendukung pariwisata."

Pembelajaran Bersama: Pelibatan Masyarakat dan Keberlanjutan Lingkungan

Danau Toba dan Lombok bukan hanya disatukan oleh keindahan bentang alamnya, tetapi juga pembelajaran yang mereka bagi dalam hal pelibatan masyarakat dan keberlanjutan lingkungan. Di kedua daerah tersebut, masyarakat setempat menjadi sosok terdepan dalam membentuk pembangunan pariwisata. Baik dengan membangun bisnis lokal atau mengelola sumber daya alam, warga setempat diberdayakan untuk melestarikan keunikan daerah mereka sekaligus turut menikmati manfaat pertumbuhan pariwisata.

Di Lombok, fasilitas pengelolaan sampah (TPST) Sandubaya, yang didukung oleh P3TB, mengubah sampah menjadi sumber daya yang berharga seperti paving block. Fasilitas ini juga mengeksplorasi belatung untuk menangani sampah organik, menciptakan solusi berkelanjutan yang bermanfaat bagi lingkungan dan ekonomi setempat. “Sampah rumah tangga diolah menjadi pakan belatung, yang memiliki nilai ekonomi tinggi meskipun masih asing bagi sebagian besar orang,” papar Yusril Arwan, manajer fasilitas tersebut.

TPST Sandubaya di Mataram, Lombok, sangat penting dalam memastikan pengelolaan sampah yang tepat. Fasilitas ini mendukung pariwisata berkelanjutan dengan melindungi lingkungan dan masyarakat lokal. Kredit foto: Tim Bank Dunia


Upaya-upaya ini selaras dengan pembuatan enam Rencana Induk Destinasi Pariwisata Nasional (RIDPN) untuk destinasi-destinasi di mana proyek ini dilaksanakan. Rencana induk tersebut berfungsi sebagai cetak biru daerah yang memadukan prioritas pembangunan daerah dan praktik berkelanjutan, memastikan pertumbuhan yang berimbang dan selaras dengan pelestarian lingkungan dan budaya.


Sebuah Visi untuk Masa Depan: Meningkatkan Keberlanjutan di Seluruh Indonesia

Danau Toba dan Lombok menjadi contoh komitmen Indonesia terhadap pariwisata berkelanjutan. Pemerintah berfokus untuk menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi, pelestarian lingkungan, dan warisan budaya guna memastikan kesejahteraan jangka panjang sambil menjaga tradisi dan keindahan alam Indonesia.

Dengan pencapaian-pencapaian ini sebagai landasan, prakarsa P3TB siap memperluas upayanya, memastikan keberlanjutan tetap menjadi jantung pertumbuhan pariwisata Indonesia. Proyek ini akan terus meningkatkan dampaknya dengan memperkuat kapasitas daerah dan memastikan kerangka kerja rencana induk RIDPN mendorong pembangunan pariwisata yang inklusif, tangguh, dan bertanggung jawab terhadap lingkungan.

Fokus utamanya adalah meningkatkan keterlibatan sektor swasta untuk mendorong inovasi dan investasi dalam pariwisata berkelanjutan, memastikan manfaatnya tidak hanya menjangkau tujuan wisata utama Indonesia tetapi juga masyarakat setempat yang menopangnya. Rencana induk RIDPN akan memandu pemerintah, pelaku usaha, dan pemangku kepentingan daerah menuju pertumbuhan yang berkelanjutan, dengan fokus pada tata kelola yang kolaboratif dan manajemen pariwisata yang bertanggung jawab.

Perairan biru yang begitu jernih dan alami di Gili, Lombok, adalah contoh unggul pariwisata yang dikelola dengan mempertimbangkan keberlanjutan. Dipandu oleh RIDPN, model ini memastikan bahwa pariwisata memberi manfaat bagi masyarakat setempat dan melestarikan keindahan alam pulau tersebut. Foto: Bank Dunia


Akhir Sebuah Awal: Satu Perjalanan, Beragam Suara

Kisah Danau Toba dan Lombok merupakan bagian dari upaya yang lebih luas Indonesia untuk menciptakan pariwisata berkelanjutan. Baik melalui kewirausahaan lokal maupun pengelolaan sumber daya air, para warga di daerah ini sedang membentuk masa depan masyarakat mereka. Seperti yang ditunjukkan oleh Indah dan Rusdin, perjalanan ini bukan sekadar tentang pariwisata—tetapi tentang menciptakan perubahan yang berarti dan berkelanjutan bagi generasi mendatang.

Blog

    loader image

TERBARU

    loader image