Ekonomi Indonesia telah tumbuh penuh percaya diri sehingga membantu menurunkan tingkat kemiskinan. Antara tahun 1999 hingga 2012, tingkat kemiskinan berkurang setengah dari 24 menjadi 12 prsen. Namun, 65 juta penduduk masih hidup di antara tingkat kemiskinan nasional sebesar $1,25 per hari dan tingkat kemiskinan global $2 per hari.
Ambil contoh Rasma, penjual es buah di ibu kota, adalah salah satu yang belum sepenuhnya merasakan hasil kemajuan pembangunan Indonesia.
“Saya melihat Jakarta terus berkembang, tapi saya tidak,” ujarnya. Bagi Rasma, isteri dan ketiga anaknya, bila musim hujan datang, mereka dengan mudah jatuh ke dalam jurang kemiskinan.
“Orang tidak membeli es buah kalau hujan. Jadi saya harus meminjam uang dari saudara atau tetangga untuk menghidupi keluarga. Yang penting keluarga saya bisa makan. Kalau kebetulan ada uang lebih, nanti saya bayar,” ujarnya.
Memperkuat perlindungan sosial bisa membantu agar kesejahteraan bisa dirasakan lebih banyak orang. Namun, transformasi besar-besaran sistem jaminan sosial di Indonesia baru dimulai dan hasilnya sangat bergantung pada bagaimana reformasi ini diterapkan.
Memiliki pekerjaan yang lebih baik juga salah satu jalan keluar dari kemiskinan, namun tidak banyak tersedia dan banyak yang akhirnya menerima pekerjaan apapun yang mereka peroleh.
“Setelah menganggur selama enam bulan, saya akhirnya menerima pekerjaan sebagai asisten administrasi di bidang periklanan. Ini satu-satunya peluang yang saya dapat dan mencari pekerjaan sangat sulit,” kata Elfa Mandiri, yang memiliki gelar S1 di bidang hubungan internasional.