Adanya perempuan sebagai anggota direksi sebuah perusahaan bukan hanya masalah kesetaraan gender. Menurut Moez Miaoui, Corporate Governance Program Manager IFC di Indonesia, “Beberepa penelitian di bidang bisnis dan ekonomi menunjukkan adanya hubungan yang erat antara kinerja perusahaan dengan semakin banyaknya perempuan yang menjadi anggota direksi.”
Sebuah studi dari Credit Suisse Research Institute membandingkan kinerja saham dari perusahaan-perusahaan dengan nilai total saham di atas $10 milyar dalam enam tahun terakhir. Studi tersebut menemukan bahwa perusahaan dengan perempuan sebagai anggota direksi memiliki kinerja 26 persen lebih tinggi dibanding direksi yang hanya beranggotakan laki-laki.
Program Women on Boards di Indonesia
Setengah tenaga kerja di Indonesia adalah perempuan, namun menurut laporan McKinsey, hanya enam persen yang duduk menjadi anggota direksi. Statistik ini berlaku secara umum di Asia, tapi masih jauh di bawah negara-negara Eropa (17 persen) dan Amerika Serikat (15 persen).
Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai hal ini, IFC, anggota kelompok Bank Dunia yang mendukung pembangunan sektor swasta, menyelenggarakan diskusi pada 6 Maret 2013 mengenai peran perempuan sebagai anggota direksi di Indonesia.
Acara tersebut diselenggarakan bersama Center for the Study of Governance Universitas Indonesia, the Women Corporate Directors Association, dan Institut Pengembangan Manajemen Indonesia. Sekitar 60 peserta hadir dalam diskusi tersebut, dan anggota panel terdiri dari perempuan yang menjadi anggota direksi atau pemilik perusahaan. Para panelis membagi pengalaman bagaimana melewati tantangan yang menghalangi perempuan mencapai posisi puncak sebuah perusahaan.
Di masa depan, program ini akan difokuskan pada pemberian pelatihan untuk memperkuat kemampuan para perempuan untuk mencapai posisi puncak, serta meningkatkan aktivitas sebuah perusahaan agar memperoleh manfaat lebih dengan adanya kesetaraan gender.
Mengubah pola pikir perusahaan dan masyarakat mengenai peran perempuan
“Perempuan masih harus berjuang menyeimbangkan karir dan kehidupan pribadi mereka. Kita perlu meningkatkan upaya mendidik kesadaran masyarakat,” kata Natalia Soebagio , seorang pengusaha perempuan dan pengajar di Universitas Indonesia. “Masih ada laki-laki yang terintimidasi oleh kesuksesan perempuan,” ia menambahkan.