Skip to Main Navigation
ARTIKEL

IFC Mendukung Perempuan di Jajaran Direksi Perusahaan di Indonesia

31 Juli 2013


Image

Semakin banyak perempuan yang menjadi anggota direksi perusahaan bukan hanya masalah kesetaraan gender. Perusahaan yang melibatkan perempuan sebagai pimpinan juga memiliki kinerja lebih baik. Lihat Video

IFC / The World Bank Group

PESAN UTAMA
  • Beberapa penelitian terbaru menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki lebih banyak perempuan sebagai anggota direksi memiliki kinerja yang lebih baik.
  • Setengah dari total tenaga kerja di Indonesia adalah perempuan, tetapi yang menjadi anggota direksi masih di bawah 10 persen.
  • Program Women on Boards dari IFC bertujuan untuk meningkatkan jumlah perempuan sebagai anggota direksi perusahaan.

Adanya perempuan sebagai anggota direksi sebuah perusahaan bukan hanya masalah kesetaraan gender. Menurut Moez Miaoui, Corporate Governance Program Manager IFC di Indonesia, “Beberepa penelitian di bidang bisnis dan ekonomi menunjukkan adanya hubungan yang erat antara kinerja perusahaan dengan semakin banyaknya perempuan yang menjadi anggota direksi.”

Sebuah studi dari Credit Suisse Research Institute membandingkan kinerja saham dari perusahaan-perusahaan dengan nilai total saham di atas $10 milyar dalam enam tahun terakhir. Studi tersebut menemukan bahwa perusahaan dengan perempuan sebagai anggota direksi memiliki kinerja 26 persen lebih tinggi dibanding direksi yang hanya beranggotakan laki-laki.

Program Women on Boards di Indonesia

Setengah tenaga kerja di Indonesia adalah perempuan, namun menurut laporan McKinsey, hanya enam persen yang duduk menjadi anggota direksi. Statistik ini berlaku secara umum di Asia, tapi masih jauh di bawah negara-negara Eropa (17 persen) dan Amerika Serikat (15 persen).

Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai hal ini, IFC, anggota kelompok Bank Dunia yang mendukung pembangunan sektor swasta, menyelenggarakan diskusi pada 6 Maret 2013 mengenai peran perempuan sebagai anggota direksi di Indonesia.

Acara tersebut diselenggarakan bersama Center for the Study of Governance Universitas Indonesia, the Women Corporate Directors Association, dan Institut Pengembangan Manajemen Indonesia. Sekitar 60 peserta hadir dalam diskusi tersebut, dan anggota panel terdiri dari perempuan yang menjadi anggota direksi atau pemilik perusahaan. Para panelis membagi pengalaman bagaimana melewati tantangan yang menghalangi perempuan mencapai posisi puncak sebuah perusahaan.

Di masa depan, program ini akan difokuskan pada pemberian pelatihan untuk memperkuat kemampuan para perempuan untuk mencapai posisi puncak, serta meningkatkan aktivitas sebuah perusahaan agar memperoleh manfaat lebih dengan adanya kesetaraan gender.

 

Mengubah pola pikir perusahaan dan masyarakat mengenai peran perempuan

“Perempuan masih harus berjuang menyeimbangkan karir dan kehidupan pribadi mereka. Kita perlu meningkatkan upaya mendidik kesadaran masyarakat,” kata Natalia Soebagio , seorang pengusaha perempuan dan pengajar di Universitas Indonesia. “Masih ada laki-laki yang terintimidasi oleh kesuksesan perempuan,” ia menambahkan. 


" Perempuan masih harus berjuang menyeimbangkan karir dan kehidupan pribadi mereka. Kita perlu meningkatkan upaya mendidik kesadaran masyarakat. "

Natalia Soebagio

Pengusaha perempuan dan pengajar di Universitas Indonesia

IFC percaya bahwa perempuan merupakan bagian penting untuk mencapai kesetaraan dalam pertumbuhan ekonomi, dan bahwa keragaman gender merupakah faktor penting kesuksesan direksi perusahaan. IFC telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam badan direksi dan berencana melipatgandakan persentase perempuan dalam badan direksinya sendiri agar mencapai 30 persen dari 98 anggota pada tahun 2015.

“Di Asia Timur dan Pasifik, kami harus melakukan upaya untuk mendidik dan mengubah pola pikir, meningkatkan dukungan layanan umum, juga mendorong perusahaan untuk mengidentifikasi dan mempertahankan para perempuan berbakat untuk meningkatkan jumlah perempuan dalam direksi perusahaan,” kata Moez Miaoui.

Yang menarik, wacana keanggotaan perempuan dalam direksi kini telah bergeser dari masalah kesetaraan gender menjadi peningkatan kinerja. Apabila keragaman gender dalam direksi perusahaan berdampak pada keberhasilan yang lebih besar, maka sudah sewajarnya apabila sebuah perusahaan berupaya untuk mencapainya tanpa perlu arahan dari pemerintah.

Natalia Soebagio percaya bahwa apabila semakin banyak perempuan menjadi pemilik usaha, peran perempuan dalam perusahaan juga akan membaik. “Kalau kita melihat perusahaan kecil dan menengah, banyak yang dikelola oleh perempuan. Kelompok, teman, dan keluarga yang mendukung perempuan sangat penting. Sekarang, langit yang menjadi batas. Perempuan bisa mencapai tingkat yang setinggi-tingginya.”


Api
Api

Welcome