Skip to Main Navigation
ARTIKEL

Laporan Triwulanan Ekonomi Indonesia: Menyoroti kebijakan

19 Desember 2012


Image

Jelang akhir 2012, meski lemahnya pertumbuhan global menekan tingkat ekspor Indonesia, pertumbuhan ekonomi tetap lebih tinggi daripada mitra-mitra perdagangannya.




  • Ekonomi Indonesia pada tahun 2013 diperkirakan masih tetap positif walaupun ekonomi dunia tetap lemah, namun mempertahankan pertumbuhan invetsasi yang kuat sangat penting
  • Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 6,1 persen untuk tahun 2012, sedikit meningkat di tahun 2013 menjadi 6,3 persen. Proyeksi ini mengasumsikan konsumsi domestik dan pertumbuhan investasi masih bertahan kuat, dengan membaiknya pertumbuhan mitra dagang utama Indonesia secara bertahap yang juga sedikit mendorong pemulihan ekspor.
  • Outlok ekonomi dunia masih dibayangi ketidakpastian dan rentan terhadap tekanan-tekanan - hasil dari negosiasi “jurang fiskal” di AS, perkembangan di zona Euro, dan juga berlanjutnya perlambatan ekonomi China, dapat mempengaruhi proyeksi pertumbuhan baseline kami. Pertumbuhan investasi domestik  – yang telah berperan penting terhadap kuatnya kinerja ekonomi Indonesia belakangan ini – juga menghadapi sejumlah risiko.
  • Investasi kini mencapai sepertiga dari seluruh belanja barang-barang dan jasa Indonesia. Investasi meningkat 10 persen tahun-ke-tahun pada kuartal ketiga dan memberikan dorongan hampir 40 persen terhadap pertmbuhan PDB yang kuat dalam kuartal ketiga sebesar 6,2 persen tahun-ke-tahun. Walaupun sejauh ini investasi masih tetap bertahan kuat, investasi dan harga komoditas dunia cenderung bergerak searah, sehingga perkiraan investasi Indonesia dapat melemah dimana penurunan penerimaan yang berkaitan dengan komoditas mempengaruhi ekonomi secara luas.
  • Kerangka kebijakan yang kuat adalah kunci untuk memfasilitasi investor untuk dapat membuat perencanaan ke depan dan menjaga kepercayaan terhadap masa depan yang mendorong investasi. Menjelang pemilihan umum tahun 2014, kebijakan investasi dan dunia usaha Indonesia akan berada di bawah soroton. Dengan terus meningkatkan lingkungan peraturan dan secara efektif mengkomunikasikan reformasi-reformasi baru merupakan langkah-langkah penting yang dapat mendukung perkiraan investasi dan terus mendorong pertumbuhan yang kuat.
  • Di sisi fiskal, Bank Dunia memproyeksikan defisit 2012 sebesar 2,5 persen, sedikit lebih tinggi dari target APBN-P Pemerintah sebesar 2,2 persen dari PDB. Pertumbuhan pendapatan telah melambat tetapi pengeluaran belanja modal dan material masih di bawah target, meskipun tumbuh kuat secara nominal. Yang perlu digaris bawahi, biaya kesempatan (opportunity cost) dari subsidi energi terus meningkat
  • Menimbang pentingnya upah minimum bagi kesejahteraan pekerja, dan secara potensial, bagi pertumbuhan ekonomi, proses negosiasi upah minimum dapat diperbaiki melalui pendekatan yang lebih menyeluruh, teknis dan inklusif dalam  proses tawar-menawar di pasar tenaga kerja, dengan memastikan bahwa seluruh pemangku kepentingan, termasuk pekerja sektor informal, telah terwakili.
  • Dalam hal tantangan-tantangan pembangunan jangka menengah yang dihadapi Indonesia, Sensus Infrastruktur Desa yang baru dilakukan menunjukkan ketidak merataan kemajuan dalam penyediaan layanan infrastruktur, kesehatan dan pendidikan
  • Dalam hal kesiapan menghadapi risiko bencana alam, keberhasilan Indonesia dalam upaya pemulihan pasca bencana di Sumatera dan Jawa telah memberikan contoh bagaimana membangun ketahanan terhadap risiko-risiko bencana, termasuk risiko musibah banjir di Jakarta.

Untuk analisis terkait lihat:


Akhirnya, pada tanggal 11 Desember 2012 Dewan Direktur Grup Bank Dunia berdiskusi mengenai strategi kemitraan Indonesia untuk periode 2013 - 2014 yang menggarisbesarkan peran grup Bank Dunia dalam berbagi solusi pembangunan untuk Indonesia yang sedang tumbuh. Kunjungi link berikut untuk detail lebih lanjut.



Api
Api

Welcome