Jakarta, 3 Agustus, 2012 - “Saya ingin menjadi guru karena jasa guru tak ternilai,” kata Baginda, salah seorang siswa SMP di Aceh. “Keluarga saya tidak sanggup membiayai sekolah saya. Tetapi berkat Program BOS, sekarang saya dapat melanjutkan pendidikan.”
Seperti jutaan anak-anak lain di Indonesia, Baginda dapat melanjutkan sekolahnya dengan dukungan dari program bantuan operasional sekolah pemerintah yang lebih dikenal dengan sebutan Program BOS (Bantuan Operasional Sekolah).
Mengurangi beban keluarga miskin untuk memperoleh pendidikan
Program BOS memberikan hibah kepada sekolah berdasarkan jumlah murid, dan dana bantuan diberikan kesemua sekolah dasar dan menengah pertama. Setelah dilaksanakan selama 7 tahun, jumlah hibah per siswa kini mencapai dua kali lipat jika dibandingkan dengan ketika program tersebut baru dimulai pada tahun 2005. Sekolah dasar menerima Rp 580.000 ($65) per siswa setiap tahun sedangkan sekolah menengah pertama mendapatkan Rp 710.000 ($79).
Hibah ini membantu mengurangi beban keuangan, khususnya bagi keluarga miskin, sehingga anak-anak mereka dapat menyelesaikan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun. Misalnya, Dhenok Ari, yang bekerja sebagai tukang cuci baju, sekarang mampu menyekolahkan kedua anaknya berkat dukungan program. “Pengeluaran saya kini berkurang karena saya tidak perlu lagi membayar uang sekolah maupun buku pelajaran,” kata Dhenok.
Pihak sekolah juga telah merasakan hasil yang dicapai oleh program. Menurut Conni Mario, kepala sekolah menengah pertama negeri 7 di Bitung, “ada perbedaan yang nyata antara sebelum dan sesudah pelaksanaan BOS. Angka putus sekolah turun drastis. Minat belajar anak-anak juga meningkat karena BOS telah menyediakan sarana yang lebih baik.”