- Indonesia adalah rumah bagi sekitar 20 persen hutan mangrove dunia, ekosistem mangrove terluas di dunia.
- Mangrove menyediakan jasa ekosistem yang berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat di Indonesia, termasuk perlindungan pantai, pengaturan iklim, habitat bagi perikanan, penyedia bahan baku, dan jasa budaya. Secara rata-rata, serangkaian jasa ekosistem ini menghasilkan manfaat sebesar USD 15.000/ha/ tahun, tetapi di beberapa wilayah, manfaatnya bisa mencapai hampir USD 50.000/ha/tahun.
- Luas dan nilai jasa ekosistem mangrove sangat bervariasi antar wilayah dan jenis jasa. Perlindungan terhadap garis pantai menghasilkan rata-rata manfaat jasa ekosistem terbesar.
- Meskipun nilainya tinggi, hutan mangrove di Indonesia masih terdegradasi, terancam oleh pembukaan lahan untuk budi daya, pertanian, dan lainnya (Richards & Friess, 2016).
- Degradasi ekosistem penting di Indonesia, termasuk hutan mangrove, merupakan ancaman bagi perekonomian dan masyarakat Indonesia. Untuk mengatasi hal ini, Pemerintah Indonesia telah menetapkan strategi ambisius untuk mempromosikan "ekonomi biru" dan mencapai carbon net sink di sektor Kehutanan dan Tata Guna Lahan (FOLU) pada tahun 2030, termasuk target untuk merehabilitasi 600.000 hektar hutan mangrove pada tahun 2024.
- Laporan baru Bank Dunia “The Economics of Large-scale Mangrove Conservation and Restoration in Indonesia” bertujuan untuk mendukung para pembuat kebijakan dalam menyediakan serangkaian skenario kebijakan yang berwawasan ekonomi untuk mencapai pengelolaan ekosistem mangrove Indonesia yang lebih hijau, lebih tangguh, dan inklusif.
- Pesan utama dari studi ini adalah diperlukan perpaduan yang efisien antara kegiatan restorasi dan konservasi mangrove. Upaya konservasi atas mangrove yang ada harus diprioritaskan.
- Manfaat bersih dari konservasi secara umum lebih tinggi daripada manfaat bersih restorasi.
- Berinvestasi pada mangrove akan membutuhkan konservasi mangrove, restorasi mangrove, dan pembiayaan biru secara terintegrasi. Berikut adalah serangkaian kebijakan yang diusulkan laporan ini:
- Memastikan bahwa praktik dan pembiayaan restorasi mencakup pengelolaan dan pemantauan jangka panjang, termasuk pendanaan untuk koreksi jangka menengah guna meningkatkan tingkat keberhasilan restorasi.
- Memaksimalkan kontribusi tenaga kerja dalam restorasi, terutama sebagai bagian dari stimulus pemulihan COVID-19.
- Memperkuat basis bukti (data, peta, dll.) untuk meningkatkan penegakan dan pengelolaan mangrove.
- Menjajaki kebijakan pelengkap, seperti penerapan moratorium mangrove.
- Mengamankan pembayaran untuk karbon biru dan memastikan bahwa manfaatnya menjangkau masyarakat lokal.