Jawa Barat, September 21, 2011 - Kecamatan Lemahsugih merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Majalengka Provinsi Jawa Barat, yang berbukit-bukit dan berada di daerah Gunung Cakrabuana, dengan suhu udara antara 19-23oC. Mata pencaharian masyarakat adalah bercocok tanam. Kecamatan Lemahsugih merupakan salah satu sentra sayuran. Selain sayuran, masyarakat Lemahsugih juga bercocok tanam padi. Belum adanya pengaturan pengairan yang terpadu menjadi kendala dalam pertanian padi sehingga hasilnya pun kurang maksimal.
Masyarakat di Dusun Pasirhanja Desa Margajaya selama ini mengandalkan hujan untuk bercocok tanam padi walaupun memiliki sumber air. Permasalahan pengairan timbul karena saluran irigasi yang tanggulnya berupa tanah tidak dapat mendistribusikan air secara merata di lahan seluas 30Ha. Sawah di bagian hulu mudah diairi sementara di bagian hilir kesulitan mendapatkan air.
Saluran air bertanggul tanah tersebut sering mengalami kebocoran dan rusak di kala hujan sehingga banyak sawah tidak terairi, terlebih di musim kemarau. Pengairan yang tidak merata mengakibatkan konflik berkepanjangan di masyarakat. Mengairi sawah selalu berujung pada pertengkaran, perkelahian dan permusuhan karena masyarakat berebut mendahulukan sawahnya untuk diairi. Air yang biasanya menjadi penyejuk menjadi sumber pembakar amarah di Dusun Pasirhanja.
Sumber air dari curugan tebing tidak dilengkapi dengan sistem pengairan yang baik, sehingga tidak mampu mendorong produksi padi. Banyaknya sawah yang kekeringan di musim kemarau membuat petani menanam padi hanya di musim penghujan saja. Dengan hanya satu kali panen dalam setahun, produksi gabah kering panen dari 30 Ha sawah hanya 105 ton saja.
Pemerintah Desa Margajaya yang dipimpin oleh Kalsa Ruswanda sudah mengusahakan berbagai cara untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan meminta bantuan ke berbagai pihak untuk membangun saluran irigasi di dusun Pasirhanja, namun tidak berhasil.
Pada tahun 2010 Kecamatan Lemahsugih mendapat bantuan PNPM Mandiri Perdesaan. Masyarakat Desa Margajaya menjadikan pembangunan saluran irigasi sepanjang 1.000 m sebagai usulan prioritas desa dalam musyawarah antar desa prioritas.
Dana pembangunan Saluran Irigasi Pasirhanja diturunkan sebanyak Rp 143.252.000. Pembangunan dilaksanakan pada bulan Oktober dan selesai pada bulan Desember 2010. Proses pembangunan yang memakan waktu 45 hari ini dikelola oleh TPK yang diketuai oleh Baban Sutisman.
Masyarakat sangat antusias bergotong-royong dalam proses pembangunan. Setiap hari, bergilir 15 orang dari tiga 3 RT yang berbeda, baik pria maupun wanita bergotong-royong mengangkut material dan menyelesaikan pembangunan saluran irigasi ini.
Warga juga memberikan kontribusi batu fondasi sebanyak 40 m³ senilai Rp 4,4 juta dan pasir sebanyak 10 m³ senilai Rp 1,5 juta. Terbangunnya saluran irigasi menyelesaikan perselisihan antar petani di Dusun Pasirhanja, karena air dari sumber air dapat mengalir dengan lancar dari hulu ke hilir dan dapat diatur dengan maksimal untuk mengairi sawah. Pertengkaran dan perkelahian tidak lagi terjadi untuk mengairi sawah. Dengan terbangunnya saluran irigasi di Dusun Pasirhanja, musim tanam bisa dilakukan 2 sampai 3 kali setahun karena pengairan dapat berjalan baik di musim kemarau. Diperkirakan, dalam setahun produksi padi dapat ditingkatkan menjadi 210 ton sampai 315 ton gabah kering.